by

Canggih, Dosen ITB Jadikan Serat Rami Panel Anti Peluru

JAKARTA – Kemampuan anak bangsa dalam melakukan inovasi teknologi sudah sepatutnya mendapat apresiasi. Di tangan mereka lah muncul berbagai inovasi yang mampu bersaing dengan produk impor yang hingga kini masih digunakan masyarakat.

Adalah Dr Mardiyat, Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), yang mampu membuat produk panel antipeluru dengan memanfaatkan material dari bahan alam yang banyak tersedia di dalam negeri.

Inovasinya ini telah membawa Mardiyati sebagai Inovator Terbaik dalam PRIMA Award ITB 2021.

Acara PRIMA ITB merupakan penghargaan bidang penelitian, pengabdian masyarakat, inovasi dari LPPM ITB kerja sama dengan kantor Wakil Rektor bidang Riset dan Inovasi ITB.

“(Penghargaan ini) semakin meningkatkan motivasi saya untuk melakukan yang lebih baik lagi di bidang inovasi, sehingga nantinya produk-produk inovasi tersebut dapat menjadi produk yang turut memberikan solusi terhadap permasalahan yang kita hadapi bersama,” ucap Mardiyati.

Produk inovasi yang dihasilkan Mardiyati terbilang cukup banyak. Ada juga yang sudah dihilirasi oleh perusahaan rintisan binaan LPiK ITB.

Nah, inovasi terbaru pada 2021 yang dikembangkan oleh Mardiyati bersama tim adalah panel antipeluru dalam Modular Armor System Kapal Patroli.

“Seperti yang kita tahu, negara kita adalah negara maritim dan diperlukan kapal patroli untuk menjaga pertahanan dan keamanannya. Biasanya di ruang kemudi, lambung, dan mesin kapal, diberikan panel antipeluru untuk melindungi kapal patroli dari tembakan. Nah, biasanya modul antipeluru atau material untuk produk tersebut diimpor dari luar. Kita ingin ada kemandirian dalam hal tersebut,” paparnya.

Inilah yang membuat Mardiyati bersama tim bergerak melakukan inovasi menggunakan material yang ada di Indonesia. Dari sejumlah bahan alam yang ada di Indonesia yang sudah dipelajari dan ditelaah, akhirnya serat Rami yang dipilih untuk dijadikan material komposit panel antipeluru ini.

“Karena ini produk militer, tentu ada standar pengujian yang harus kami lakukan supaya produk tersebut memang layak untuk digunakan,” tambah Mardiyati.

Dosen KK Ilmu dan Teknik Material, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB itu menjelaskan, produknya telah dilakukan pengujian tembak produk di PT Pindad (Persero), dengan mengacu pada Standar NIJ 0108.01 Level III dengan munisi 7.62 mm pada jarak tembak 5 meter. Sampel yang dibuat oleh tim lolos uji tembak dengan mengacu pada standar tersebut.

“Dalam proses pengujian tembak ini kami banyak dibantu oleh Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad yakni Bapak Sigit Puji Santosa,” jelasnya.

“Kebahagiaan tersendiri bagi kami ketika melihat produk yang kami kembangkan ini lolos pengujian tembak karena artinya bahan alam yang ada di Indonesia bisa dimanfaatkan dan sangat berpotensi untuk terus kita kembangkan demi kemandirian bangsa kita,” ucapnya.

Menurut Mardiyati, tantangan-tantangan yang dialami inovator inilah yang membuat hidup lebih menarik. Salah satu tantangan untuk inovator di Indonesia adalah bagaimana caranya memberikan solusi terhadap permasalahan yang muncul di negara kita dengan menggunakan segenap sumber daya yang ada.

Bisa dari segi sumber daya alam atau sumber daya manusianya, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Tantangan berikutnya adalah apabila sudah memiliki produk inovasi yang sudah teruji, bagaimana mengkondisikan hingga produk tersebut memang bisa digunakan dan mendapatkan kepercayaan dari bangsa kita sendiri.

“Tentu saja di tahap ini peran berbagai pihak diperlukan. Pemerintah, industri, akademisi, seluruh komponen bangsa,” ujarnya seperti dikutip Kantor Berita RMOLJabar dari laman ITB, Kamis (13/1).

Mardiyati pun berpesan kepada para inovator di Tanah Air, “Menjalani hidup sebagai seorang inovator adalah suatu perjalanan yang menyenangkan dan penuh tantangan. Percayalah, bila niat kita bersungguh-sungguh untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang timbul di negeri ini dengan suatu karya inovasi, maka karya tersebut pasti akan sangat dinanti.”

“Jangan pernah berhenti berinovasi untuk memberikan solusi. Kita hidup hanya satu kali dan semoga dengan karya inovasi, hidup kita akan menjadi sangat berarti,” tandasnya. (rmol.id)

Comment

Berita Lain-nya