by

Pembeli Daging Sepi, Jika Tak Laku Langsung Dibekukan

PALEMBANG – Tingginya harga daging sapi segar membuat beberapa pelanggan akhirnya beralih ke daging sapi beku. Akibatnya, pedagang daging sapi segar sepi pembeli.

Seperti diungkapkan Acong, salah satu pedagang daging sapi di Pasar Km5 atau Pasar Palimo, dirinya hanya mampu menjual kurang dari 20 kilogram daging sapi segar per hari. Padahal, pada waktu sebelumnya, dirinya bisa menghabiskan hingga lebih dari 20 kilo daging sapi segar per hari.

“Sekarang tinggi harganya, sebelum puasa atau lebaran kemarin, harga normal kita hanya Rp120-130 ribu saja per kilo, tapi kini tidak mau turun sama sekali, yakni di Rp135-140 ribu per kilo,” ungkapnya ketika dibincangi, Sabtu (21/5).

Acong menyebutkan, tingginya harga di pasaran karena dari tempat pemotongan sapi juga tinggi, yakni Rp102-110 ribu per kilo. Harga tersebut untuk harga jual yang diberikan agen kepada pedagang.

Hal itulah yang akhirnya membuat beberapa pelanggan Acong beralih ke daging sapi beku yang harganya relatif lebih murah, yakni Rp86 ribu per kilo.

“Saya dengar kabarnya daging sapi beku itu ada yang jual malah Rp86 ribu,” jelasnya.

Acong menyebutkan, saat ini pembeli di tokonya didominasi oleh pedagang bakso. Sedangkan untuk katering, rumah makan, bahkan ibu rumah tangga sangat jarang.

“Kalau pedagang bakso tidak buka hari itu, terpaksa kehilangan pelanggan, jadi daging yang habis ini terpaksa bawa pulang,” ungkapnya.

Hal yang sama juga diucapkan pedagang sapi lainnya, Madon bahwa ketika penjualan daging sapinya tidak habis dalam sehari, cara yang ia lakukan adalah dengan membekukan daging tersebut dan dijual kembali dengan harga murah.

“Kalau tidak habis ya gini, kita bawa pulang, bekukan, dan jual lagi, tapi lebih murah berkisar Rp120-125 ribu per kilo,” ujarnya.

Madon menuturkan, ketika weekday seperti hari ini, biasanya daging sapi yang ia jajahkan selalu habis sebelum tengah hari.

“Mulai sepi sekali kalo sekarang, bisa dibilang sangat sepi pembeli,” tukasnya. (Mg01)

Comment

Berita Lain-nya