by

40 Persen Mangrove OKI Jadi Tambak, Optimalkan, Jangan Ada Tambak Baru

KAYUAGUNG – Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dengan wilayah yang sangat luas. Terdiri dari 18 kecamatan. Termasuk wilayah pesisir di pantai timur berbatasan provinsi Bangka Belitung.

Nah, masyarakat OKI yang bermukim di wilayah pesisir ini memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) dengan menjadi petani tambak. Baik tambak udang ataupun tambak ikan.

Di wilayah pesisir ini juga banyak lahan mangrove. Disini masyarakat mengelola menjadi tambak. Bahkan 40 persen lahan mangrove OKI telah jadi lahan tambak masyarakat.

“Ya, potensi mangrove sangat besar. Sekitar 40 persen telah dikelola warga menjadi tambak, ” kata M Imran
Amin SPi, dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara, Senin (5/10).

Jumlah luasnya mencapai 32.422 hektar. Sebanyak 30-40 persen telah menjadi tambak udang dan ikan. “Ini butuh konsep pengelolaan terpadu di wilayah pesisir,” ujarnya.

Butuh perlindungan dan restorasi manggrove. “Tujuannya tak lain untuk meningkatkan mata pencaharian penduduk disana juga,” tambahnya.

YKAN sendiri, lanjutnya, akan lebih mengoptimalkan mangrove masyarakat yang telah dijadikan tambak. Tujuannya, agar tidak lagi masyarakat membuka tambak baru di wilayah manggrove.

“Manggrove di OKI ini ‘kan hutan lindung, jadi bagaimana caranya mangrove tetap terlindungi dan masyarakat tidak terusir, ” cetus Imran lagi.

YKAN akan berusaha mengelola mangrove produksi yang baik dan ramah lingkungan. “Terpenting tidak membuka lahan tambak baru disana,” tegasnya.

Soal apakah, mangrove di OKI sudah mengalami kerusakan atau belum?

“Itu perlu penelitian dan riset. Yang jelas lahan mangrove sudah banyak dijadikan tambak, ” jelasnya.

Untuk diketahui, kawasan hutan mangrove
OKI yang masuk kawasan hutan lindung terdapat di Kecamatan Air Sugihan, Cengal, Tulung Selapan dan Sungai Menang. (nis)

Comment

Berita Lain-nya