by

M Kace Murtadin, Nama Aslinya M Kosman

RAKYATPALI.CO – JAKARTA – Muhammad Kace Murtadin jadi sorotan publik setelah ditangkap polisi terkait kasus dugaan ujaran kebenciaan di penodaan agama. Siapa Muhammad Kace?

Publik dibuat penasaran dengan sosok Muhammad Kace. Ia disebut-sebut sebagai orang Sunda, warga Jawa Barat.

Namun sangat jarang orang Sunda memakai nama Kace. Istilah ‘kace’ hanya sering dijadikan sebagai bahan ejekan: kafir celaka.

Melalui kanal YouTubenya, Muhammad Kace mengaku sebagai penganut agama Kristen. Sebelumnya, ia menganut agama Islam.

Rupanya Muhammad Kace Murtadin itu bukan nama asli. Nama aslinya H. Muhammad Kosman. Nama itu tertera di KTP Muhammad Kace.

Ia diduga sengaja memakai nama panggilan Kace karena pernah diejek dengan kata ‘kafir celaka’ atau kace. Ia menambahkan kata ‘Murtadin’ di belakang namanya agar lebih ‘beken’.

Kace dibaptis pada tahun 2014. Sejak saat itu dia menganut agama Kristen.

Ia dikenal sebagai kreator konten di YouTube channel pribadinya, Muhammad Kece. Dia sudah aktif di kanal tersebut sejak 17 Juli 2020.

Kace sudah memposting video sebanyak 452 video. Penonton videonya sudah jutaan. Namun video-video Kace sudah dihapus oleh Kominfo karena dianggap provokatif.

Di YouTube-nya itu Kace juga menantang siapa pun untuk ikut muncul di forum live itu. Ia minta ditunjukkan ayat Quran yang mana yang menyebutkan orang Islam itu dijamin masuk surga.

Kace pun mengutip banyak ayat Quran dengan bacaan yang sangat fasih. “Yang oleh Quran dijamin masuk surga itu bukan orang Islam, tapi orang yang beriman dan beramal saleh,” kata Kace.

Penangkapan Muhammad Kace mendapat perhatian mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Dahlan penasaran hingga mengintip kanal YouTube Muhammad Kace.

“Awalnya saya tidak tertarik mengikuti berita H. Muhammad Kace ini. Apa manfaatnya. Tapi begitu ia ditangkap polisi barulah saya ingin tahu: mengapa?,” kata Dahlan dalam tulisannya di lamad disway.id berjudul ‘Miris Ngeri’ pada Sabtu (28/8).

Mantan Dirut PT PLN ini mengaku sempat keasyikan menonton vidoa Kace. Ia teringat pelajaran masa-masa di sekolah dulu.

Di forum itu, Kace memberikan pelayanan Quran online. Setiap ada yang mengutip ayat Quran ia tampilkan ayat dimaksud. Lengkap dengan terjemahannya. Lalu ia baca ayat itu dengan fasihnya. Ia baca pula terjemahannya. Tafsir Quran apa saja ia sediakan.

“Kalau tidak puas dengan ini, buka saja Tafsir Jalalain. Atau tafsir Ibnu Katsir, atau Quraish Shihab,” kata Kace.

Menurut Dahlan, ada banyak ayat Alquran yang didiskusikan di channel itu.
“Ada soal Mariam (Islam) atau Maria (Kristen). Yakni soal jenis roh yang ditiupkan ke perawan Maria. Yang dalam Kristen digunakan sebagai alasan untuk menyebut Yesus itu Tuhan,” kata Dahlan.

Ada juga diskusi soal mengapa orang Islam mati-matian membela Tuhannya. Sampai bunuh-bunuhan. Seolah Tuhan itu tidak berkuasa membela diri Tuhan sendiri –seperti juga sering diucapkan Gus Dur dulu. Begitu banyak topik di banyak acara YouTube itu.

“Cara Kace ini rupanya menginspirasi kelompok Kristen yang lain. Saya lihat, ada juga channel tantang-menantang di YouTube seperti itu. Bukan Muhammad Kace pemiliknya. Kace hanya tamu di situ,” jelas Dahlan.

Setelah lebih dari empat jam mengikuti channel seperti itu, Dahlan Iskan mengaku mblenger. Ketakutan. Ngeri. Jenuh. Kapok.

“Sejak tadi malam saya tidak mau lagi membuka channel seperti itu. Miris. Hati saya menjadi tidak damai. Padahal saya ini tidak boleh lupa bahagia, hampir saja saya lupa,” kata Dahlan.

“Saya juga merenung: apa untungnya membuka channel seperti itu. Apa untungnya melihatnya. Apa manfaatnya bagi bangsa,” imbuhnya.

“Saya saksikan di situ, sulit sekali bisa bersepakat. Tidak ada pendapat yang bisa bertemu. Saling klaim. Saling benar. Saling mau menang. Saya miris. Ngeri,” katanya lagi.

Tapi di negeri seperti Amerika yang seperti itu biasa saja. Tidak sensitif.

“Jangan-jangan ada baiknya juga yang seperti itu mulai dibuka di Indonesia. Asal tidak berantem. Biar mulai terbiasa. Toh yang seperti ini tidak bisa juga terlalu dibendung,” jelas Dahlan.

“Siapa pun bisa bikin channel seperti itu. Kalau tidak bisa dari Indonesia bisa dari negara mana saja, dengan bahasa Indonesia. Tapi saya ngeri. Miris,” pungkas Dahlan Iskan. (one/pojoksatu)

Comment

Berita Lain-nya