by

Banjir di Lubuklinggau, Wako: Solusi Jangka Pendek Normalisasi Sungai

LUBUKLINGGAU – Walikota Lubuklinggau, H SN Prana Putra Sohe memantau langsung beberapa titik banjir di Kota Lubuklinggau. 

Banjir terjadi Ahad (26/9) pagi. Akibat hujan lebat sejak malam hingga pagi, sehingga beberapa sungai meluap. Misalnya sungai Mesat dan juga Sungai Kuti. 

Nanan, sapaan akrab Walikota,  menyampaikan, hasil pantauan di lapangan daerah yang terdampak yakni Kelurahan Wira Karya, Kelurahan Karya Bakti, Kelurahan Watervang, dan Kelurahan Air Kuti. 

“Bencana ini terjadi karena debit air hujan semalam sangat tinggi, kemudian hasil pantauan kita aliran sungai tersumbat oleh sampah dan pepohonan yang tumbuh tidak pernah dibersihkan,” ungkapnya, Ahad (26/9). 

Selanjutnya hasil pantauan ternyata yang terdampak banyak bangunan masyarakat berada di daerah aliran sungai (DAS), menurut ketentuannya DAS tidak boleh dibangun kecuali berjarak 30 meter. 

“Solusi jangka pendek kita akan melakukan normalisasi  dengan membersihkan aliran sungai dan menebang pohon, selanjutnya untuk jangka panjang kita akan buat talud di titik rawan banjir,” ujarnya.

Sementara itu Kasi Bidang Penanggulangan Bencana dan Sosial, Dinas Sosial Kota Lubuklinggau, Nuki Irvandiana menjelaskan, ada 12 titik banjir dari 11 kelurahan. 

Data sementara, Kelurahan Muara Enim RT 6 korban terdampak 9 KK, RT.7 ada 4 KK. Kemudian Karya Bakti di RT.7 ada 8 KK, RT.8 ada 10 KK.

Selanjutnya Cereme Taba RT.3 ada 2 KK. Wirakarya di RT.3 ada 18 KK, RT.8 ada 22 KK. Kelurahan Air Kuti RT.3 ada 1 KK, RT.4 ada 1 KK.

Juga Kelurahan Bandung Ujung RT.2 ada 20 KK. Kelurahan Bandung Kiri RT.2 ada 1 KK, RT.1 ada 17 KK. Selanjutnya Kelurahan Simpang Periuk RT.1 ada 10 KK. Serta Kelurahan Dempo di RT.3 ada 2 KK dan RT.3 ada 2 KK.

Sekcam Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Lie Sumirat mengatakan pihaknya telah memantau ke lokasi banjir. Ini akibat Sungai Mesat yang meluap.

“Ada puluhah rumah yang terdampak, dan dua jembatan, satu diantara rusak berat,” katanya. 

Dia merincikan,  di Kelurahan Wirakarya, RT 08 ada 22 rumah terendam, kemudian di RT 03 sebanyak 18 rumah. Di Kelurahan Creme Taba 2 unit rumah yakni di RT 03.

Ada juga di Kelurahan Dempo, di RT 05 sebanyak 2 rumah, kemudian RT 06, sebanyak 2 rumah. Kemudian di Karya Bhakti di RT 07 sebanyak 8 rumah dan di RT 08  sebanyak 10 rumah. 

“Jembatan 2 antara Karya Bhakti dengan Wirakarya, satu jembatan rusak berat dan Ipal Komunal di RT 08 Wirakarya juga ikut rusak,” rincinya.

“Kami sudah berkoordinasi dengan piham BNPB, ACT, dan Tagana.  Dan Telah melakukan tindakan antispasi banjir susulan.  Saat ini kami sedang membuat posko penanggulangan banjir kecamatan,  di Kelurahan Wirakarya RT 08,” pungkasnya. (cj17)

Comment

Berita Lain-nya